Sabtu, 27 Agustus 2011

Obat Anti Depresan, kerjanya lambat

KESEDIHAN yang berlarut-larut, nafsu makan yang turun, kosongnya pikiran, emosi yang meledak-ledak hingga menimbulkan rasa sakit kepala adalah sebagian tanda-tanda yang dialami seseorang yang depresi.

Ketika gejala ini sudah mulai menyerang, kebanyakan pasien mulai mengonsumsi obat antidepresi untuk mengurangi gejala depresi yang timbul tersebut. Namun, sayangnya ternyata obat antidepresi cenderung tidak membantu secara signifikan.


Menurut Myrna Weissman PhD, seorang profesor epidemiologi dan psikiatri di Universitas Columbia, cara kerja obat antidepresi sangatlah lama. Bahkan membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

“Biasanya pasien yang datang pada saya mengaku telah mengonsumsi obat antidepresi selama enam hingga delapan bulan namun belum juga menemukan hasil yang optimal,” tutur Weissman.

“Segeralah memeriksakan diri Anda kepada dokter atau psikiater jika Anda merasa bahwa obat antidepresi tersebut tidak dampak yang baik. Kemudian konsultasikan pada dokter tersebut apa keluhan Anda secara rutin maka dengan demikian bisa dipastikan rasa depresi Anda akan berkurang,” katanya.

Adapun yang terpenting adalah mendapatkan perawatan yang konsisten dari terapis dan biarkan waktu yang memulihkan depresi Anda. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Bradley Gaynes MD MPH, seorang profesor psikiatri di University of North Carolina, terhadap keefektifan obat antidepresi, 30 persen pasien sembuh dari depresi berkat obat antidepresan, namun hal ini tak berlangsung lama.

“Setelah ia tidak mengonsumsi obat tersebut, maka depresinya akan kambuh kembali,” kata Gaynes.