MENKES Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan Indonesia
menempati urutan ketiga perokok terbanyak di dunia. Sulitnya seseorang
lepas dari jeratan rokok sebagian lantaran anggapan keliru yang beredar.
Data
WHO pada 2001 menyatakan, Indonesia menempati urutan ketiga jumlah
perokok terbanyak di dunia, setelah China dan India. Bahkan untuk
tingkat ASEAN, Indonesia menempati urutan pertama. Posisi ini rupanya
tidak bergeser hingga kini berganti dekade.
“Mengenai prevalensi
perokok yang jauh meningkat. Dari tahun 2000-2010 mengalami peningkatan,
baik di kalangan perokok laki-laki maupun perempuan,” kata Menkes di
Kantor Presiden, Senin (26/9/2011) malam.
Menkes menambahkan,
jumlah perokok pria dengan usia di atas 15 tahun mencapai 66 persen,
sedangkan perokok wanita 4 persen. Peningkatan juga terjadi pada perokok
pemula berusia 10-14 tahun, demikian juga 15 tahun. Jelas, banyak
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah guna meregulasi
tembakau sebagai zat adiktif dalam kaitan dampaknya bagi kesehatan.
Bagi
banyak perokok, sulit keluar dari kebiasaan yang sudah menahun hingga
menjadi bentuk kenyamanan, meski tahu rokok itu mematikan. Beberapa
anggapan keliru melingkupi rokok dan perokok menjadikannya malas
berhenti, seperti diulas Thescooponsmoking:
Merokok tidak menyakiti siapapun, kecuali diri saya sendiri
Faktanya,
sekira 49.000 perokok pasif meninggal setiap tahun. Hal tersebut
disebabkan ketika merokok, Anda memaparkan asap rokok kepada anak-anak,
saudara, atau keluarga yang dapat mengakibatkan kanker paru, penyakit
jantung, asma, ataupun penyakit lainnya.
Menghisap cerutu dan mengunyah tembakau aman karena tidak dihisap
Bukan
hanya asap rokok yang dapat membunuh seseorang. Kematian akibat kanker
pada pria perokok sekira 34 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak
merokok. Mereka yang hanya mengunyah tembakau, berpotensi terkena kanker
mulut yang berefek pada lidah, bibir, dan pipi.
Selain itu, berdasarkan sebuah penelitian, sebanyak 6.300 perokok ringan (less tobacco) memiliki risiko meninggal akibat kanker dan penyakit jantung dua kali lipat lebih tinggi daripada non-perokok.
Merokok atau chewing tobacco dapat menurunkan tekanan darah
Hal
tersebut tidak benar. Sebuah grup peneliti di Stockholm, Swedia,
meneliti 135 orang sehat dengan kondisi tekanan darah tinggi. Setelah
diukur, para peneliti menemukan bahwa mereka yang merokok ataupun
mengunyah tobacco memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok.
Jika saya hanya menggunakan rokok filter, menthol, ataupun dengan kadar tar yang rendah, maka saya akan baik-baik saja
Perokok-perokok
tersebut akan menghisap rokok dengan lebih dalam untuk mendapatkan
kadar nikotin yang mereka butuhkan akibat efek kecanduan. Meskipun
menggunakan filter, nikotin, dan beberapa zat berbahaya lainnya tetap
terhisap dan masuk ke tubuh.
Saya telah merokok selama bertahun-tahun, maka tidak ada gunanya jika saya berhenti sekarang
Jika
Anda merokok, maka Anda memperpendek usia Anda. Berita baiknya ketika
berhenti merokok, Anda tidak hanya memperlancar sistem pernapasan, juga
memerbaiki indra pengecapan.