Senin, 10 Oktober 2011

Tidak Semua Antioksidan Baik

Banyak orang ingin menjaga kesehatan dengan cara meminum beberapa jenis suplemen yang mengandung antioksidan. Sayangnya, tidak semua suplemen antioksidan baik dikonsumsi. Untuk pasien kanker, beberapa jenis antioksidan justru bisa berakibat bahaya.

Risiko kematian atau kekambuhan pasien kanker payudara yang mengonsumsi antioksidan dapat mengalami kenaikan atau penurunan, tergantung pada jenis vitamin yang dipakai.

Di antara 2.300 perempuan pengidap kanker payudara tahap awal yang secara teratur mengonsumsi vitamin C atau E, para peneliti menemukan bahwa risiko kekambuhan kanker lebih rendah dibandingkan yang tidak mengonsumsi vitamin selama lima tahun.

Sedangkan perempuan yang secara teratur mengonsumsi campuran karotenoid memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat kanker payudara dibandingkan perempuan yang tidak mengonsumsi. Yang termasuk karotenoid meliputi nutrisi seperti vitamin A, beta-karoten dan lutein.

"Menurut penelitian kami, suplemen makanan yang mengandung karotenoid dosis tinggi dapat membahayakan. Pasien-pasien kanker payudara harus berpikir dua kali sebelum mengonsumsinya," kata Heather Greenlee, asisten profesor epidemiologi di Columbia University di New York.

Penelitian lain juga menemukan pemberian suplemen beta-karoten untuk perokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Sedangkan untuk antioksidan lainnya, American Cancer Society dan American Institute for Cancer Research mengatakan tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan suplemen makanan yang dapat mencegah kanker atau kambuhnya kanker.

Pasien yang menggunakan antioksidan dosis tinggi saat kemoterapi atau radiasi juga berbahaya. Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Sedangkan obat kanker dan radiasi bekerja dengan cara menciptakan kerusakan oksidatif pada sel-sel kanker. Jadi secara teori, antioksidan dosis tinggi dapat mengurangi efektivitas perawatan.

Penelitian yang dilansir Reuters, Senin (10/10/2011) ini menunjukkan bahwa perempuan penderita kanker payudara biasanya menggunakan beberapa jenis suplemen antioksidan. Temuan ini didasarkan pada kuesioner dan data kasus dari 2.264 perempuan di AS yang didiagnosis menderita kanker payudara stadium awal.

Secara keseluruhan, 81 persen responden mengatakan bahwa mereka akan menggunakan setidaknya satu suplemen antioksidan selama dua tahun setelah didiagnosis, baik dalam bentuk multivitamin atau dalam suplemen vitamin.

Selama lima tahun berikutnya, penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang menggunakan suplemen tunggal vitamin C atau vitamin E selama 6-7 hari seminggu memiliki risiko kekambuhan kanker yang rendah.

Dari 540 perempuan yang meminum vitamin C, 15 persen di antaranya mengalami kekambuhan kanker payudara, dibandingkan dengan 19 persen dari 1.072 perempuan yang tidak menggunakan suplemen vitamin C. Perbedaan tersebut hampir sama ketika para peneliti mengamati vitamin E.

Di sisi lain, perempuan yang menggunakan kombinasi karotenoid memiliki risiko meninggal akibat kanker payudara lebih tinggi. Dari 89 perempuan yang menggunakan karotenoid 6-7 hari per minggu, 18 persen di antaranya meninggal karena kanker payudara, dibandingkan dengan kurang dari tujuh persen perempuan yang tidak menggunakan kombinasi karotenoid.

Menurut Greenlee, banyak manfaat yang terkait dengan vitamin C dan E. Perempuan yang menggunakan suplemen makanan cenderung memiliki kebiasaan sehat secara umum.

"Suplemen antioksidan tidak boleh dianggap memiliki efek yang sama. Beberapa jenis di antaranya terdiri dari molekul yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda," pungkas Greenlee.