Pages

Kamis, 06 Oktober 2011

Batu Kandung Empedu

Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak di perut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan
empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin, seperti vitamin A, D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol. Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses.

Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah terbentuknya batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu empedu disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang. Batu empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu kandung empedu terbentuk dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan menjadi masalah bila masuk ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas jahitan pada suatu operasi.

Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolesistitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam, yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.

Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut, gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran empedu), dan feses berwarna dempul.

Penyakit batu kandung empedu dan saluran empedu biasanya menyerang orang-orang berusia antara 20 - 50 tahun. Penyakit ini 6 kali lebih sering terjadi pada wanita sampai usia 50 tahun. Di atas usia tersebut
sama untuk kedua jenis kelamin. Selain itu, wanita yang mengalami lebih dari 2 kali kehamilan, maka resiko mendapatkan batu empedu semakin tinggi. Obesitas/kegemukan mempunyai resiko menderita batu empedu lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Beberapa upaya pencegahan terbentuknya batu empedu yang dapat ditempuh antara lain menjaga berat badan agar tetap normal, menurunkan kolesterol, dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Tetapi di lain pihak, diet keras untuk menurunkan berat badan dengan cepat dapat merangsang hati untuk mengeluarkan kolesterol dalam jumlah besar ke dalam cairan empedu, sehigga dapat menimbulkan batu empedu.

Untuk mengetahui apakah tubuh kita terdapat batu empedu digunakan suatu alat pendeteksi batu empedu yang disebut ultrasound, yaitu dengan menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar telinga. Gelombang suara ini diarahkan ke tubuh dan pantulan gelombangnya kemudian diolah komputer yang akan menunjukkan ada atau tidaknya batu empedu. Selain itu batu empedu dapat diketahui melalui foto sinar X dan pemeriksaan darah di laboratorium.