Banyak orang ingin menjaga kesehatan dengan cara meminum beberapa jenis
suplemen yang mengandung antioksidan. Sayangnya, tidak semua suplemen
antioksidan baik dikonsumsi. Untuk pasien kanker, beberapa jenis
antioksidan justru bisa berakibat bahaya.
Risiko kematian atau
kekambuhan pasien kanker payudara yang mengonsumsi antioksidan dapat
mengalami kenaikan atau penurunan, tergantung pada jenis vitamin yang
dipakai.
Di antara 2.300 perempuan pengidap kanker payudara tahap
awal yang secara teratur mengonsumsi vitamin C atau E, para peneliti
menemukan bahwa risiko kekambuhan kanker lebih rendah dibandingkan yang
tidak mengonsumsi vitamin selama lima tahun.
Sedangkan perempuan
yang secara teratur mengonsumsi campuran karotenoid memiliki risiko
lebih tinggi meninggal akibat kanker payudara dibandingkan perempuan
yang tidak mengonsumsi. Yang termasuk karotenoid meliputi nutrisi
seperti vitamin A, beta-karoten dan lutein.
"Menurut penelitian
kami, suplemen makanan yang mengandung karotenoid dosis tinggi dapat
membahayakan. Pasien-pasien kanker payudara harus berpikir dua kali
sebelum mengonsumsinya," kata Heather Greenlee, asisten profesor
epidemiologi di Columbia University di New York.
Penelitian lain
juga menemukan pemberian suplemen beta-karoten untuk perokok dapat
meningkatkan risiko kanker paru-paru. Sedangkan untuk antioksidan
lainnya, American Cancer Society dan American Institute for Cancer
Research mengatakan tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan
suplemen makanan yang dapat mencegah kanker atau kambuhnya kanker.
Pasien
yang menggunakan antioksidan dosis tinggi saat kemoterapi atau radiasi
juga berbahaya. Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan
oksidatif. Sedangkan obat kanker dan radiasi bekerja dengan cara
menciptakan kerusakan oksidatif pada sel-sel kanker. Jadi secara teori,
antioksidan dosis tinggi dapat mengurangi efektivitas perawatan.
Penelitian yang dilansir Reuters,
Senin (10/10/2011) ini menunjukkan bahwa perempuan penderita kanker
payudara biasanya menggunakan beberapa jenis suplemen antioksidan.
Temuan ini didasarkan pada kuesioner dan data kasus dari 2.264 perempuan
di AS yang didiagnosis menderita kanker payudara stadium awal.
Secara
keseluruhan, 81 persen responden mengatakan bahwa mereka akan
menggunakan setidaknya satu suplemen antioksidan selama dua tahun
setelah didiagnosis, baik dalam bentuk multivitamin atau dalam suplemen
vitamin.
Selama lima tahun berikutnya, penelitian ini menemukan
bahwa perempuan yang menggunakan suplemen tunggal vitamin C atau vitamin
E selama 6-7 hari seminggu memiliki risiko kekambuhan kanker yang
rendah.
Dari 540 perempuan yang meminum vitamin C, 15 persen di
antaranya mengalami kekambuhan kanker payudara, dibandingkan dengan 19
persen dari 1.072 perempuan yang tidak menggunakan suplemen vitamin C.
Perbedaan tersebut hampir sama ketika para peneliti mengamati vitamin E.
Di
sisi lain, perempuan yang menggunakan kombinasi karotenoid memiliki
risiko meninggal akibat kanker payudara lebih tinggi. Dari 89 perempuan
yang menggunakan karotenoid 6-7 hari per minggu, 18 persen di antaranya
meninggal karena kanker payudara, dibandingkan dengan kurang dari tujuh
persen perempuan yang tidak menggunakan kombinasi karotenoid.
Menurut
Greenlee, banyak manfaat yang terkait dengan vitamin C dan E. Perempuan
yang menggunakan suplemen makanan cenderung memiliki kebiasaan sehat
secara umum.
"Suplemen antioksidan tidak boleh dianggap memiliki
efek yang sama. Beberapa jenis di antaranya terdiri dari molekul yang
berbeda dan memiliki efek yang berbeda," pungkas Greenlee.