PASANGAN diberi waktu “toleransi” dua tahun untuk bisa memiliki anak secara alamiah tanpa halangan alat kontrasepsi. Selepas waktu itu, kalau pasangan tak juga punya anak, disarankan untuk memilih metode bantuan kesuburan.
Pria infertilitas menjadi penyebab kasus-kasus di mana pasangan tidak dapat hamil, yakni sebesar 40 persen. Hampir satu dari lima pria sehat berusia antara 18 dan 25 tahun memiliki jumlah sperma normal. Dan ternyata, masalah pria dengan infertilitas dimulai sebelum ia lahir, terutama karena masalah lingkungan.
"Jumlah sperma menurun dan ada bukti yang menunjukkan bahwa masalah dimulai bahkan dari sebelum kelahiran," kata Dr Gillian Lockwood, direktur medis Midland Fertility Services di Inggris, seperti dilansir Daily Mail.
Proses produksi sperma dimulai dari usia anak-anak menjelang remaja, tapi persiapan penting dilakukan sesaat sebelum dan setelah kelahiran anak laki-laki. Jika seorang ibu hamil terpapar asap rokok, pestisida, asap lalu lintas dan plastik, ini dapat memengaruhi kesuburan masa depan janinnya.
Masalah pada “jendela" pembangunan testis yang dimulai sebelum kelahiran bayi dan berakhir dalam enam bulan pertama hidupnya dapat berarti bahwa dia tidak pernah mungkin menjadi ayah dari seorang bayi kelak. Beberapa ilmuwan menyebutnya sebagai "masalah kesehatan publik serius" sedangkan lainnya mengatakan masalah ini sama pentingnya dengan pemanasan global.
Sayang, banyak pria kehilangan kesempatan menjadi ayah hanya karena kurangnya informasi penyebab ketidaksuburannya.