JUMLAH Penderita kanker prostat terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, kenaikan jumlah penderita ini hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Bagaimana sebaiknya para pria menghindarinya?
Para pria sebaiknya tak meremehkan gangguan berkemih. Begitu juga dengan mereka yang sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil. Bisa jadi ini merupakan awal datangnya penyakit kanker prostat. Penyakit ini sering kali ditandai dengan gejala ringan yang terkadang dianggap sepele.
Kanker ini terjadi di dalam kelenjar prostat yang dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat.Kelenjar dalam sistem reproduksi pria ini terletak di bawah kandung kemih yang mengelilingi sebagian dari uretra, mengosongkan kandung kemih, dan menghasilkan cairan yang membentuk sebagian dari air mani.
Setelah berusia di atas 50 tahun, hampir semua pria mengalami prostatic intraepithelial neoplasia (PIN). Orang yang mengalami PIN mengalami perubahan-perubahan tampilan sel kelenjar prostat.
“Kanker prostat seperti sebesar buah dukuh yang letaknya ada di bawah kandung kemih. Keadaan ini membuat sel-sel di organ tertentu tumbuh membesar secara berlebihan dan mempunyai kemampuan dalam penyebaran,” ungkap Prof dr Rainy Umbas PhD SpU saat seminar kesehatan “Kenali dan Waspadai Kanker Prostat”, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Penyakit yang paling sering didiagnosis pada pria Amerika dan penyebab utama kedua kematian ini juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi angka penderita prostat meningkat sekitar 50 persen-260 persen.
“Kanker prostat merupakan keganasan yang paling sering diderita pria di negara-negara Barat. Data dari rumah sakit besar di Jakarta, yaitu RSCM dan RS Dharmais, menunjukkan kenaikan jumlah penderitanya hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun terakhir,” tutur dokter spesialis bedah urologi ini.
Untuk menghindarinya, sebaiknya para pria dianjurkan untuk mengenali dan mewaspadai penyakit ini sejak dini. Tujuannya agar mereka dapat mencegah dan mengobati secara tepat.Kanker yang tidak menular, tetapi sangat berbahaya ini, penyebab secara pastinya memang belum diketahui.
Namun, tak ada salahnya Anda, pria berusia muda,perlu menjaga tubuh supaya tidak terkena penyakit ini. Kanker prostat pada usia dini tidak menunjukkan gejala. Setelah berkembang, kanker prostat melakukan pembesaran jinak dan bisa menyebabkan air kemih berwarna merah atau menyebabkan penahanan air kemih mendadak.
Kanker ini juga ditemukan pada pria yang pancaran air kemihnya melemah. Faktor utama penyebab kanker di antaranya faktor usia dan riwayat keluarga, peningkatan kadar hormon testosteron, diet tinggi lemak, kurangnya sinar matahari, paparan logam berat dan toksin. Kanker prostat biasanya ditemukan pada pria kulit hitam yang berusia di atas 60 tahun.
Pria yang bekerja sebagai petani, pelukis, dan pemaparan kadmium atau orang yang bekerja di perminyakan dan logam-logam berat lebih berisiko terkena kanker ini. Kanker prostat juga diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya. Kanker prostat stadium awal atau stadium I dan II, biasanya merupakan stadium yang penyebarannya belum luas, kankernya masih berada di sebatas kelenjar prostat.
Sementara, pada stadium III dan IV, kanker ini telah menyebar keluar dari kelenjar prostat dan menyebar ke jaringan lainnya, seperti kelenjar getah bening atau organ lainnya. Penderita penyakit kanker prostat juga bisa melakukan beberapa pengobatan, bergantung pada tingkat stadiumnya.
Dalam seminar kesehatan yang diadakan Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) ini, disebutkan cara mendeteksi kanker prostat, pertama, yaitu melakukan pengamatan saja dengan meraba -bisa dilakukan sendiri oleh penderita.
Kemudian, radiasi, operasi pengangkatan prostat, terapi hormonal, kemoterapi, dan perawatan paliatif bila sudah lanjut.
“Pria usia lanjut perlu melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mendeteksi adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Anjuran ini diutamakan bagi para pria yang usianya 40-50 tahun,” sebut Prof Umbas.
Senada dengan Umbas, Dr dr Aru Wicaksono, yang juga pakar onkologi, mengatakan, jika sudah terlanjur terkena kanker prostat, pengobatannya sesuai dengan stadium yang diderita.
“Untuk pengobatan, ada terapi hormonal dengan menurunkan kadar hormon testosteron ,” tutupnya.