SALAH persepsi bila Anda mengatakan, merokok tidak menyakiti siapapun kecuali diri Anda. Tahukah Anda, efek buruk merokok juga akan menimpa keluarga tercinta?
Faktanya, anak perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena asma, meningitis (radang selaput otak), dan “congek” (cairan kental pada telinga karena radang), demam, batuk, dan mudah terkena kuman penyakit. Tidak cukup sampai di situ, suatu studi di Amerika Serikat pernah membuktikan bahwa anak umur 12 tahun yang memiliki orangtua perokok, dua kali lebih besar kemungkinannya untuk menjadi perokok antara umur 13-21 tahun dibandingkan anak yang tidak tinggal di lingkungan perokok.
“Sebagai perokok pasif, risiko mereka terkena kanker paru-paru mencapi 24 persen dan penyakit jantung hingga 25 persen,” tulis penelitian tersebut, seperti dilansir Supernanny, Minggu (17/7/2011).
Dan seperti ditegaskan dalam situs Stopmerokok, sekira 49.000 perokok pasif meninggal setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan ketika merokok, kita memaparkan asap samping rokok kepada anak-anak, saudara, dan keluarga kita yang dapat mengakibatkan kanker paru-paru, penyakit jantung, asma, dan penyakit lainnya.
“Satu kematian dini dapat dihindari apabila dua perokok dihimbau dan dibantu berhenti merokok,” kata Dr Aulia Sani SpJP (K) FJCC FIHA FasCC, dokter ahli spesialis jantung dan pembuluh darah pada pembukaan Klinik Stop Merokok Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) di Jalan Jenderal Sudirman No. 86, Jakarta, belum lama ini.
Memang, tidak mudah untuk berhenti merokok karena dalam prosesnya, Anda akan mengalami gejala-gejala ketagihan (adiksi) nikotin, seperti ketagihan untuk merokok, mudah marah, labil, nyeri lidah/nyeri pada gusi, kesulitan untuk berkonsentrasi, post nasal drips, konstipasi, kembung, sakit perut, batuk, sakit kepala, sulit tidur, kelelahan, nyeri tenggorokan, mulut kering, dan nyeri dada. Namun, tidak ada kata terlambat untuk berhenti, berapa lamapun Anda sudah merokok.
Berhenti merokok mungkin merupakan hal tersulit yang pernah Anda lakukan. Namun bila berhasil dan kembali normal, rumah dan lingkungan Anda akan menjadi lebih bersih dan wangi serta keluarga lebih sehat.
Sebagai langkah mempermudah proses berhenti merokok, simak tip dari SSMH berikut:
1. Bersihkan rumah dari atribut-atribut rokok, seperti bungkus rokok, asbak, dan korek. Bau rokok akan merangsang Anda untuk tergiur merokok kembali. Ajaklah rekan-rekan Anda yang perokok untuk tidak melakukannya di depan Anda.
2. Bersabarlah, khususnya dalam 1-2 pekan pertama. Kemungkinan akan timbul perselisihan dengan teman-teman atau keluarga yang masih merokok.
3. Ambil sisi positifnya berhenti merokok dan dapatkan dukungan lingkungan sekitar dan keluarga agar membantu mempermudah proses dan merealisasikan stop merokok.
4. Lakukan kesibukan, berjalan-jalan, atau melakukan aktivitas fisik pada waktu-waktu biasanya Anda merokok untuk memerbaiki mood dan mengurangi gejala ketagihan.
5. Mintalah bantuan profesional seperti dokter dan ikuti program berhenti merokok yang mereka sarankan.