Pages

Jumat, 15 Juli 2011

Mengapa PRIA Malas Pergi Ke Dokter?

Pria kurang menyadari gangguan kesehatan dirinya dan lebih malas melakukan pemeriksaan ke dokter. Alasan di balik kecenderungan tersebut sebenarnya bukan karena pria jarang sakit, melainkan karena pria jarang 'merasa' sakit.

Sebagai pribadi yang maskulin, pria cenderung merasa cukup kuat untuk mengatasi sendiri masalah kesehatan. Anggapan ini kemudian memunculkan banyak alasan untuk tidak pergi ke dokter meski punya keluhan.


Beberapa alasan pria jarang ke dokter adalah sebagai berikut, :

1. Merasa baik-baik saja
Sebuah survei menunjukkan, 36 persen pria hanya akan memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami sakit parah. Artinya jika tidak ada masalah yang dirasakan sangat mengganggu, sebagian pria malas menemui dokter untuk sekedar berjaga-jaga.

Padahal penyakit-penyakit berbahaya seperti masalah jantung dan pembuluh darah tidak selalu mudah dideteksi hanya dari gejala, karena baru muncul pada tahap sangat parah. Selain itu, beberapa infeksi menular seksual (IMS) juga tidak menampakkan gejala.

2. Merasa cukup tangguh menghadapi sakit
Tidak seperti wanita yang cenderung terbuka terkait masalah kesehatan, pria yang banyak mengeluh cenderung merasa tidak maskulin. Ungkapan bahwa 'Big boys don't cry' adalah alasan mengapa pria tidak pernah mengunjungi dokter untuk keluhan yang dirasakan ringan seperti lecet, memar atau luka bakar.

Padahal beberapa masalah serius dapat berawal dari keluhan ringan. Contoh ekstrem adalah luka kecil bisa terkena infeksi, kemudian jaringan di sekitarnya membusuk dan harus diamputasi.

3. Tidak ada yang 'mengomeli'
Pria yang tidak punya pasangan atau tidak tinggal dengan ibunya biasanya lebih jarang pergi ke dokter. Kenyataannya, wanita lebih peduli masalah kesehatan sehingga 4 kali lebih sering mengunjungi dokter dibandingkan pria. Barangkali itulah sebabnya, wanita bisa hidup lebih lama daripada pria.

4. Tidak mau diomeli
Saking pedulinya, seorang istri atau pacar bisa saja malah mengomeli pasangannya ketika ketahuan punya penyakit. Saran, masukan, nasehat, atau sekedar mengingatkan waktunya minum obat, rasanya tentu membosanan bagi sebagian pria. Oleh karena itu, beberapa pria memilih tidak pergi ke dokter dan membiarkan penyakit sembuh dengan sendirinya.

5. Tidak punya waktu
Alasan paling umum mengapa pria jarang ke dokter adalah terlalu sibuk. Sebagian pria harus berangkat kerja pagi-pagi, kemudian pulang malam ketika sebagian besar klinik dan praktik dokter sudah tutup.

Di masa kini, sebenarnya tidak sulit menemukan klinik yang membuka layanan selama 24 jam. Memanfaatkan cuti sehari untuk memeriksakan diri juga bukan ide yang buruk bagi pria yang peduli dengan masalah kesehatan.