Pages

Sabtu, 16 Juli 2011

Mendapatkan Mata Cantik?

ALIH-alih membantu penglihatan, penggunaan lensa kontak justru dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata. Karena itu, pertimbangkan untuk memilih dan memakai lensa kontak yang tepat.

Lensa kontak umumnya dipakai seseorang yang tidak mau repot menggunakan kacamata. Apalagi kini penggunaan lensa kontak tidak hanya sebagai alat bantu penglihatan, juga untuk mempercantik penampilan dengan banyak pilihan warna yang menarik. Meski praktis dan memperindah mata, lensa kontak dapat menimbulkan dampak negatif.


Jika mengabaikan cara yang tepat dalam memilih dan memakai lensa kontak, kemungkinan mata terkena komplikasi dan gangguan semakin tinggi.

“Untuk data berapa jumlah kasusnya, memang belum ada. Namun, sekitar 25 persen pasien yang datang ke tempat praktik saya, berhubungan dengan lensa kontak,” kata dokter spesialis mata, dr Tri Rahayu SpM FIACLE kepada SINDO di Jakarta Eye Center, beberapa waktu lalu.

Menurut Tri, lensa kontak adalah suatu alat kesehatan yang menggantikan kacamata untuk membantu penglihatan. Jika kacamata digunakan di luar mata, lensa kontak ditempelkan langsung di kornea mata. Saat ini, lensa kontak memiliki banyak jenis dan model.

Kalau dilihat dari segi bahan pembuatnya, lensa kontak terbagi dua macam. Pertama, lensa kontak lunak (soft contact lens atau soft lens) yang bahannya terbuat dari materi yang memang berasa lembut yaitu hydrogel atau silicone hydrogel. Kedua, lensa kontak dari bahan yang kaku (rigid lens).

Sementara, dari waktu pemakaiannya,lensa kontak terbagi dalam dua jenis. Ada daily wear contact lens yang hanya boleh digunakan saat pengguna terjaga. Adapun overnight atau extended wear contact lens, yaitu lensa kontak yang boleh dipakai hingga tidur malam. Dalam hal waktu penggantian, lensa kontak terbagi dalam tiga jenis.

Lensa kontak disposable yang hanya digunakan sekali dan langsung dibuang. Ini terbagi lagi dalam weekly, two weekly, dan monthly disposable. Ada frequent replacement yang bisa dipakai hingga dua hingga tiga bulan. Dan terakhir, lensa kontak permanen, untuk penggunaan selama enam bulan sampai satu tahun. Tri menuturkan, lensa kontak banyak dipilih terutama karena faktor kenyamanannya.

“Pengguna lensa kontak tidak akan merasakan berembun atau berasap saat berada di tempat tertentu atau melakukan sesuatu, seperti saat menggunakan kacamata. Misalnya sedang minum teh hangat,” imbuhnya.

Selain itu, pemakai kacamata dengan minus yang tinggi akan mendapatkan efek kosmetik yang lebih baik dengan menggunakan lensa kontak. Dari segi indikasi medis, pemakaian lensa kontak dianjurkan kepada mereka yang memiliki rentang perbedaan yang jauh pada minus kedua matanya.

“Umumnya yang perbedaannya lebih dari tiga. Karena jika dikoreksi dengan kacamata, akan berasa pusing,” sebut Tri.

Persoalan kepraktisan juga menjadi penentu utama penggunaan lensa kontak, terutama saat menjalankan aktivitas olahraga. Saat memilih lensa kontak, Tri menyebutkan, bergantung pada kondisi mata. Kebutuhan pengguna lensa kontak juga perlu diperhatikan. Apakah hanya digunakan saat kondisi tertentu saja atau memang dipasang seterusnya sepanjang hari.

Dia menegaskan, agar tetap sehat menggunakan lensa kontak, Anda harusi berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter saat pertama kali membelinya. Hal itu dilakukan agar dokter dapat menentukan apakah mata Anda sehat atau tidak, serta boleh tidaknya menggunakan lensa kontak.

Proses yang disebut penapisan itu juga dilakukan untuk mengetahui ukuran minus, kelengkungan kornea, keketatan kelopak mata dan keadaan air mata. Dengan begitu, dokter akan memilih lensa kontak mana yang tepat dan cocok untuk Anda.

“Dan yang musti diperhatikan, ada atau tidak adanya keluhan, pengguna lensa kontak musti kontrol enam bulan sekali untuk meminimalkan efek samping,” ujar Tri.

Setelah memakainya, lanjutTri, jangan lupa selalu ikuti aturan pemakaian lensa kontak sesuai yang disarankan dokter atau produsennya, misalnya tentang batas waktu pemakaian.

“Jangan sampai melewati batas waktu penggunaan. Banyak pengguna yang merasa masih nyaman dan enak, dengan dalih menghemat, malah dipakai terus-menerus padahal sudah seharusnya diganti,” tuturnya.

Jika tidak, risiko terkena efek samping akan semakin tinggi. Misalnya terkena hipoksiaatau kornea mata yang kekurangan oksigen. Apabila hal ini berlangsung terus-menerus, dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti pembengkakan, kematian sel-sel epitel, dan rasa sakit yang hebat.

Dan, lebih berbahaya, kornea akan lebih rentan terkena infeksi, yang berujung pada kebutaan. Karena itu, menurut dia, daya hantar oksigen sangat penting dalam menentukan parameter pemilihan lensa kontak. Pakai lensa kontak yang dapat menghantarkan asupan oksigen yang lebih banyak ke kornea mata.

Kini telah tersedia produk lensa kontak yang menggunakan bahan silicone hydrogel yang terbukti mampu mengalirkan oksigen ke mata.

“Dengan pemakaian lensa kontak dengan silicone hydrogel ini, efek samping kekurangan oksigen dapat dikurangi,” kata Tri.

Efek samping lainnya terhadap pemakaian lensa kontak adalah reaksi alergi yang dapat dirasakan setelah berpuluh-puluh tahun penggunaan, ataupun malah saat pertama kali dipakai. Juga dapat terjadi efek mekanik saat terdapat erosi permukaan bola mata jika pengguna lensa kontak terlalu kasar ketika memasang atau melepasnya.

Salah satu produk lensa kontak yang menggunakan teknologi silicone hydrogel itu adalah Air Optix Aqua dari Ciba Vision. Produk ini memiliki breathable contact lenses yang dapat menghantarkan asupan oksigen hingga 5 kali lebih banyak untuk kesehatan mata.

Karena menggunakan lensa silicone hydrogel, lensa kontak ini memberikan kelembapan tanpa meningkatkan kadar air lensa. Dengan begitu, menghindarkan lensa dari kekeringan dan membuat lensa kontak nyaman dipakai terusmenerus.

Berdasarkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration/ FDA), Air Optix Aqua dapat digunakan selama enam malam berturut-turut, termasuk ketika tidur.